Senin, 15 Oktober 2012

Adab Sya’by Lisan dan Ghairu Lisan



Adab Sya’by Lisan dan Ghairu Lisan
MAKALAH
A.                LATAR BELAKANG

Folklor adalah bagian dari kebudayaan. Folklor  apapun bentuk dan wujudnya diciptakan atau dikreasikan oleh manusia (man made). Folklor dari generasi ke genarasi diwariskan melalui lisan, setengah lisan (sebagian lisan) ataupun bukan lisan.
Menurut Prof. James, Folklor pertama kali diperkenalkan ke dalam dunia pengetahuan oleh William Jonh Thom, seorang ahli kebudayaan antik dari inggris. Istilah tersebut di perkenalkan oleh William Jonh Thom dalam artikelnya di majalah The Athenacum terbitan No. 982 tanggal 22 Agustus 1846, dan dia mempergunakan nama samarannya dengan Ambrose Merton. William Jonh Thoms awalnya menciptakan istilah folklore untuk sopan-santun Inggris, takhayul, balada, dsb. untuk masa lampau (yang sebelumnya disebut: antiques, popular antiquities, atau popular literature).
Kata folklor merupakan kata pengindonesiaan dari bahasa inggris yaitu “folklore”. Kata tersebut merupakan kata majemuk yang berasal dari 2 kata dasar “folk” dan “lore”. Keduanya mempunyai arti tersendiri , “folk” yang berarti “kolektif” bisa diartikan juga sebagai sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok sosial satu dengan lainnya. Ciri-ciri pengenal itu antara lain, berupa warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan, dan agama yang sama’ Danandjaja (1984:1; Sudikan, 2001:11). Kemudian kata “lore” yang berarti “tradisi” dan bisa juga diartikan ‘sebagian kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat’ Danandjaja (1984:1-2). Adapun beberapa pendapat tentang pengertian Folklor, yaitu “Dongeng-dongeng, cerita-cerita, cerita rakyat” (John M. Echols & Hassan Shadily, 1977: 251).
 Dengan demikian pengertian folklor ialah sekumpulan ciptaan atau cerita adat-istiadat yang sakral yang dibuat oleh suatu kelompok masyarakat ataupun perorangan tentang asal-usul semesta manusia/bangsa, mengisahkan tentang petualangan bertokoh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (khayal) diungkapkan dengan cara ghaib (mistis) dan merujuk pada hal penting yang dianggap benar-benar terjadi, bersifat anonim, turun-temurun dari generasi ke generasi melalui lisan atau bukan lisan. Adapun define lain yang dikemukakan oleh Brunvand, yaitu “Folkrore may be defined as those materials in culture that circulate traditionally among members of any group in different versions whether in oral or by means of customary example” (1968:5 dalam Hutomo, 1991:5)

B.                 RUMUSAN MASALAH

1.      Apa saja ciri-ciri pengenal utama folklor ?
2.      Apa perbedaan antara folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan ?
3.      Apa saja fungsi dan sifat folklor ?


C.                 TUJUAN

1.    Mengetahui  cirri-ciri pengenal utama folklor.
2.    Mengetahui perbedaan antara folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan.
3.    Mengetahui fungsi dan sifat folklor.



1.1              Ciri-ciri Pengenal Utama Folklor.
Seperti yang kita ketahui, folklor berbeda dengan kebudayaan lainnya, untuk mengetahui seluk-beluk perbedaan tersebut, kita perlu mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri pengenal utama folklor pada umumnya. Adapun ciri-ciri pengenal utama folklor yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.      Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yaitu disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke geerasi berikutnya, sehingga tidak lagi diketahui siapa pengarangya atau dari mana asal sumber tersebut.
2.      Folklore bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relative tetap atau dalam bentuk standar. Itu disebabkan diantara kolektif tertentu dalam rentang waktu yang cukup lama (minimal 2 generasi).
3.      Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya secara lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan.
4.      Folklor bersifat anonim , nama penciptanya tidak diketahui lagi.
5.      Biasanya mempunyai bentuk berpola.
6.      Folklor mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Biasanya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan yang terpendam.
7.      Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan.
8.      milik bersama (colective) dari masyarakat tertentu.
9.      Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau terlalu sopan. Hal itu disebabkan banyak folklor merupakan proyeksi (cerminan) emosi manusia yang jujur.


1.2              Ahli Folklor di Dunia
Di dunia ini terdapat pula ahli-ahli folklor yang mengkaji tentang berbagai folklor dengan latar belakang dan sudut pandang yang berbeda. Ahli folklor di dunia dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.      Ahli folklor Humanitis
Ahli folklor yang berlatar belakang ilmu bahasa dan kesusasteraan. Para ahli folklor humanities ini berpegang teguh pada definisi W.J Thoms  “Memasukkan ke dalam folklor bukan saja kesusasteraan lisan (cerita rakyat dan lain-lain), melainkan juga pola kelakuan manusia (tari, bahasa isyarat), bahkan juga hasil kelakuan yang berupa benda material (arsitektur rakyat, mainan rakyat, dan pakaian rakyat)”.
2.      Ahli folklor Antropologis
Ahli folklor yang berlatar belakang ilmu antropologi. Para ahli folklor antropologis ini membatasi objek kajian mereka hanya pada unsur-unsur kebudayaan yang bersifat lisan saja. misalnya: cerita prosa rakyat, teka-teki, peribahasa, syair rakyat, dan kesusasteraan lisan lainnya.
3.      Ahli folklor Modern
Ahli folklor yang berlatar belakang ilmu-ilmu interdisipliner. Para ahli folklor modern mempunyai pandangan yang terletak di tengah-tengah di antara kedua kutub perbedaan itu tadi. Mereka bersedia mempelajari semua unsur kebudayaan manusia asalkan diwariskan melalui lisan atau dengan cara peniruan.
Selain ciri-ciri pengenal utama folklor dan macam- macam ahli folklor dunia, adapun pembagian folklor berdasarkan tipe-tipe folklor itu sendiri yang di kemukakan oleh Jan Harold Brunvand (dalam Danandjaja, 1984:21-22; Sudikan, 2001:12-13), ia adalah seorang ahli folklor Amerika Serikat, yang membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan,
untuk penjelasannya sebagai berikut :


1.3              Folklor Lisan (Verbal Folklore)
Folklor lisan merupakan folklor yang murni yang diciptakan, disebarkan, dan diwariskan secara lisan (oral). Folklor jenis ini disebut juga sebagai fakta mental.  Bentuk-bentuk folklor yang termasuk dalam kelompok besar ini antara lain :
1.      Bahasa rakyat : Bahasa yang digunakan oleh masyarakat untuk sarana berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
a.       Logat atau dialek
Hal ini tidak akan mungkin dihilangkan. Akan tetapi banyaknya hubungan antar suku bangsa yang menjadikan kebanyakan dialek berkurang, dikarenakan bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan dan kesatuan. Namun tidak akan begitu saja menghilangkan atau menghapuskan bahasa-bahasa daerah.
b.      Etimologi (keratabasa)
Meningkatnya pendidikan bangsa menimbulkan kepandaian dan kemampuan masyarakat, keratabasa dalam arti volks ethimologi akan berkurang dan yang ada adalah etimologi secara ilmiah.
c.       Gelar atau julukan.
d.      Jargon
Yaitu bahasa rahasia yang biasanya dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.
e.       Slang
Lebih kepada bahasa yang sering digunakan oleh anak muda, lebih dikenal sebagai bahasa “nyentrik” atau “gaul”.
2.      Ungkapan tradisional
 Suatu kalimat yang berintisarikan dari pengalaman yang panjang yang berisikan tentang kebenaran dan kebijaksanaan. Seperti : peribahasa, pepatah, pomeo.
3.      Pertanyaan tradisional
Ungkapan lisan tradisional yang mengandung satu atau lebih unsur pelukisan, dan jawabannya harus diterka. Perkembangannya mengikuti kemajuan masyarakat, semakin maju suatu masyarakat maka akan semakin sukar teka-teki yang dibuat. Seperti : teka-teki
4.      Puisi rakyat
Kesusasteraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu, berfungsi sebagai alat kendali sosial, untuk hiburan, dll. Seperti : pantun, syair, sajak, dan gurindam.
5.      Cerita prosa rakyat
            Merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun temurun (dari mulut ke mulut) di dalam masyarakat. Seperti : legenda, dan dongeng.
6.      Nyanyian rakyat
Sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat manjadi semacam pelipur lara. Seperti : music rakyat, lagu-lagu dari berbagai daerah.

Beberapa contoh folklor yang lisan yang terdapat di jazirah arab:
·         ليس من امبر امصيام فى امسفر”  kalimat tersebut dalam bahasa fushah adalah “ليس من البر الصيام فى السفر
Kalimat di atas adalah dialek Lahjah al-Thamthamaniyah, adalah perubahan lam ta’rif menjadi mim. Penamaan ini dinisbahkan kepada kabilah Thayi’, Azd, dan kepada kabilah Humair di Selatan Jazirah Arab. Termasuk dalam katagori bahasa rakyat.
·         Dan salah satu dongeng rakyat yang terkenal adalah حكايات الملك شهريار وأخيه الملك شاه الزمان  yaitu salah satu cerita tengkang ratusan atau bahkan ribuan cerita dalam dongeng ألف ليلة وليلة  yang kita kenal sebagai Seribu Satu Malam.
1.4              Folklor Sebagian Lisan (Partly verbal folklore)
Folklor sebagian lisan merupakan folklor yang bentuknya merupakan campuran antara unsur lisan dan bukan lisan. Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Kepercayaan rakyat misalnya, yang oleh orang “modern” seringkali disebut takhyul itu, terdiri dari pernyataan yang bersifat lisan ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mempunyai makna gaib atau mistis. Yang termasuk dalam folklor sebagian lisan, adalah sebagai berikut :
1.      Kepercayaan rakyat atau disebut juga sebagai takhyul.
Kepercayaan ini sering dianggap tidak berdasarkan logika (tidak masuk akal), karena tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah ataupun secara akal pikiran manusia awam, menyangkut kepercayaan dan praktek (kebiasaan). Diwariskan melalui media tutur kata dan secara turun-temurun.
2.       Permainan dan hiburan rakyat.
Kebanyakan disebarkan melalui tradisi lisan dan penyebarannya cenderung tanpa bantuan orang dewasa. Seperti contoh : bekel, congkak, main tali, dsb.
3.      Teater rakyat.
Seperti contoh : lenong, ketoprak, dan ludruk.
4.      Tari rakyat.
Tarian tradisional yang secara turun temurun dipelajari dari generasi satu ke generasi berikutnya. Seperti contoh : jaran kepang, tayuban, doger, ronggeg, dsb.
5.      Adat kebiasaan.
 Suatu kebiasaan yang biasanya dilakukan untuk memperingati hari-hari tertentu, atau kejadian tertentu (kematian, kelahiran, pernikahan, khitanan, syukuran) yang biasanya ditandai dengan pengadaan acara secara besar-besaran. Antara kelompok adat istiadat satu dengan yang lain mempunyai ciri khas tersendiri dalam melakukan kebiasaan ini.
6.      Upacara tradisional.
Seperti contoh : tingkeban, temu manten, turun tanah, dll.
7.      Pesta rakyat tradisional.
Biasanya dilakukan untuk kepentingan bersama, seperti  contoh : bersih desa dan meruwat.



Beberapa contoh folklor sebagian lisan yang terdapat di jazirah arab:
·         Tari perut
            Tari perut memiliki sejarah yang panjang sejak dari kemunculannya, hingga kini tari perut masih menjadi salah satu hiburan yang dapat dinikmati pelbagai kalangan masyarakat arab.
·         Jafin
            Tari yang satu ini telah terinjeksi nilai-nilai moral yang ditanamkan oleh agama islam seperti kesopanan dan tertutupnya aurat, namun tidak mengubah kesan gembira dan meriah yang terkandung dalam tariannya.

1.5              Folklor Bukan Lisan (non verbal folklore)

Folklor bukan lisan merupakan foklor yang bentuknya bukan lisan, yaitu lebih kepada peninggalan-peninggalan dalam bentuk materiil (artefak), akan tetapi cara pembuatannya dilakukan secara lisan. Folklor bukan lisan ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Material
a.       Arsitektur rakyat
 Merupakan sebuah seni ilmu merancang bangunan. Biasanya berupa candi-candi, bangunan-bangunan suci, dan prasasti yang berusia sampai berabad-abad lamanya. Biasanya dilestarikan untuk dokumen sejarah/kebudayaan, dan ada juga sebagian yang masih tetap digunakan untuk tempat persembahan/persembahyangan sampai saat ini.
b.      Kerajinan tangan
       Dulunya dibuat untuk sekedar mengisi waktu luang, atau untuk kebutuhan rumah tangga. Memiliki keontetikan tersendiri untuk memperkenalkan suatu kebudayaanetnik tersebut. Biasanya menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, atau hasil hutan.
c.       Pakaian tradisional
      Antara kelompok masyarakat satu dengan yang lain mempunyai cirri khas tersendiri dalam hal ini. Dalam setiap sulaman yang dibuat memiliki unsur filosofis dan keunikan itulah yang menjadi daya tarik tersendiri.
d.      Perhiasan
      Seperti halnya pakaian, perhiasan juga mempunyai cirri tersendiri dalam bentuk, motif, ataupun penggunaanya sebagai pelengkap pakaian yang dikenakan.
e.       Obat-obatan tradisional
      Ramuan-ramuan yang digunakan sebagai ramuan herbal, yang didapat dari hasil hutan ataupun kebun dan mempunyai khasiat yang beragam. Seperti : jahe dan kunyit sebagai obat masuk angin.
f.       Masakan dan minuman
      Cita rasa yang berbeda dan unik merupakan maksud utama dari berkembangnya citra masakan dan minuman tradisional dari masa ke masa.

2.      Bukan Material
a.       Musik rakyat
             musik ini biasanya digunakan pada acara-acara ritual adat-istiadat.
b.      Gerak isyarat tradisional.
c.       Bunyi isyarat komunikasi rakyat
      Suatu bahasa rahasia yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat untuk saling berkomunikasi/berbagi berita yang sifatnya tertutup, dan hanya merekalah yang mengerti maksud dari isyarat tersebut.

Berikut ini adalah beberapa contoh folklor bukan lisan yang terdapat di jazirah arab:
·         Arsitektur bangunan
                  Hampir setiap masjid yang kita temui terdapat peninggalan folklor arsitektur bangunan khas bangsa arab, yaitu kubah dan menara.

·         Pakaian tradisional
                  Pakaian tradisional yang digunakan oleh bangsa arab menyesuaikan iklim dan cuaca di daerah tersebut, dimana pakaian itu didominasi warna terang supaya tidak menyerap panas, dan juga longgak agar memungkinkan terjadi sirkulasi udara.

1.6       Fungsi Folklor
            Adapun fungsi folklor yang dibagi menjadi empat (James Danandjaja, hal. 19), yaitu:
1.       Sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif.
Folklor disini berfungsi sebagai alat penggambaran angan-angan secara kolektif, karena keinginan atau imajinasi manusia sering kali ingin di wujudkan kedalam sesuatu yang nyata.
2.       Sebagai alat pengesahan pranata dan lembaga kebudayaan.
 Folklor bersifat sebagai lambang kebudayaan bagi etnik komunitas tertentu dan memiliki cirri yang unik satu sama lain.
3.      Sebagai alat pendidikan anak.
Sebagai pengajaran nilai-nilai luhur atau norma-norma tak tertulis yang berlaku di dalam komunitasnya selama ratusan tahun yang dimulai dari nenek moyang mereka terdahulu.
4.      Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma masyarakat dipatuhi.

1.7       Sifat Folklor
Folklor yang baik mempunyai salah satu dari tujuh macam sifat ialah (Ny. Yoharni dkk: 1979:10):
1.      Bersifat didaktis
2.      Bersifat kepahlawanan
3.      Bersifat keagamaan
4.      Bersifat pemujaan
5.      Bersifat adat
6.      Bersifat sejarah, dan
7.      Bersifat humoris.

KESIMPULAN

Folklor adalah bagian dari kebudayaan. Folklor  apapun bentuk dan wujudnya diciptakan atau dikreasikan oleh manusia (man made). Folklor dari generasi ke genarasi diwariskan melalui lisan, setengah lisan (sebagian lisan) ataupun bukan lisan.
Folklor berfungsi sebagai alat pencerminan angan-angan, pengesah pranata, pendidikan anak, dan pemaksa agar norma masyarakat dipatuhi.
            Folklor yang baik bersifat didaktis, historis, humoris, heroik, religius, kultus (individu), dan tradisional.
            Folklor dibagi menjadi tiga kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar